Showing posts with label sekolah minggu sore. Show all posts
Showing posts with label sekolah minggu sore. Show all posts
3

pelajaran untukku dari Sekolah Minggu Sore (part II)


Senin, 25 Januari 2010

hey hey.. masi inget cerita yang part I
?
Kemarin Tuhan dengan baik sekali mengajarkanku.. sekali lagi melalui anak sekolah minggu sore..

Pelayananku kemarin adalah activity atau took yaitu sebagai pengingat anak-anak/ sesuatu untuk dibawa pulang sebagai pengingat mereka akan Firman Tuhan minggu ini..
Firman Tuhannya mengenai Abraham yang taat mengikuti akan perintah Tuhan untuk meninggalkan Ur-Kasdim.
Tooknya adalah anak-anak akan mencetak kaki mereka lalu menuliskan Ayat Alkitab di dalamnya untuk mengingatkan komitmen mereka untuk taat mengikuti Firman Tuhan.

Saya menyiapkan 1 karton A4 dengan maxud 1 karton itu untuk 2 anak bersamaan.
waktu tiba saatnya untuk took dan saya menjelaskan kepada teman sepelayanan saya yang MC
tiba-tiba dia berkata " hah? yakin 1 karton berdua? km lupa si Rio? bakal berisik ntar "(oh iya.. inget anak sekolah minggu yang (maap) kakinya bau? namanya Rio) Akhirnya saya meminta dia untuk mengulur waktu selagi saya membagi 1 karton itu menjadi 2.

Dalam pikiran saya "daripada nanti anak-anak ribut karena kaki Rio yang bau ( yang tentunya akan membuat Rio malu ) lebih baik mereka buat sendiri-sendiri."

Singkat cerita saya membagikan karton itu dan menjelaskan kepada mereka untuk mencetak kaki mereka di atas karton tersebut. Selagi anak-anak lain sibuk mencetak kaki mereka, saya membantu salah satu anak yang TK untuk mencetak kaki mereka. (posisi saya di depan kira-kira 1 meter membelakangi anak-anak yang lain)

Saat sibuk membantu anak TK tersebut mencetaknya,
tiba-tiba ada anak lain mendatangi saya, "Laoshi, saya ga bisa.. tolong bantuin dunk" dan anak itu ternyata Rio.

Saya melihat sekeliling semua anak sedang sibuk mencetak kaki mereka masing-masing lalu saya bertanya pada Rio, " kenapa ga bisa? copot sepatunya dulu lalu cetak kaki kamu keliling mengikuti kaki pakai spidol"

Lalu dengan malu-malu dia menjawab," tapi kaki saya agak bau laoshi soalnya pakai sepatu". saya kembali menjawab " Gpp, copot dulu sepatunya" lalu benar saja kakinya mengeluarkan bau yang tidak sedap.. hehehe..

Saya bilang kepadanya, " Coba bikin dulu "

Tapi dia tetep bilang, "Ga bisa Laoshi"

fiuuh.. saya merasa Tuhan benar-benar menguji saya saat itu.. seakan-akan Tuhan ingin melihat apa tindakan saya.

Akhirnya saya bilang ke Rio, " Ya uda tunggu, gantian.. Laoshi bantuin Andrew (anak TK) dulu"

Dia menunggu di samping saya.

Setelah selesai membantu Andrew. akhirnya saya membantu dia mencetak kakinya, dengan agak menahan nafas.. akhirnya tercetak juga kakinya...
Setelah selesai Rio langsung buru-buru memakai sepatunya dan lalu bergabung dengan anak-anak yang lain untuk menuliskan Ayat Hafalan di dalamnya

Hari itu Rio senang sekali.. Main dengan hyperactivenya, ketawa-ketawa, waktu pulang dia sempat melompat ke pangkuan saya sebentar lalu dia kembali main bersama teman-temannya..

Malamnya saya merenungkan kejadian itu.
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya Rio bisa mengerjakan itu sendiri toh dia sudah kelas 2 SD (anak-anak lain yang kelas 1 SD mengerjakannya sendiri walau hasilnya tidak rapi), tapi Rio malu membuka sepatunya di sekitar teman-temannya..

Mengingat kejadian waktu itu dia dijauhi teman-temannya sambil diteriaki "Rio kakinya bau laoshi.. Aku ga mau di sini (satu ruangan dengan Rio) "

Rio takut dijauhi teman-temannya.

lalu saya berpikir, saya pun terkadang begitu. takut dijauhi orang-orang, takut sekali kalau orang-orang benci kepada saya.

Tiba-tiba saya teringat Khotbah beberapa minggu yang lalu. " Kita tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Walaupun kita berusaha sebagaimanapun pasti akan ada orang yang tidak menyukai kita daripada kita stress memikirkan itu lebih baik kita fokus kepada orang-orang yang bisa menerima kita"

hmm..

Dia memberi contoh seorang Hamba Tuhan. Hamba Tuhan dituntut untuk selalu bisa disukai semua orang. tapi...

Kalau dia membesuk/ memperhatikan jemaat yang miskin, ada saja orang yang bilang dia sok cari muka.
Kalau membesuk/ memperhatikan jemaat yang kaya, ada saja orang yang bilang " Kok Hamba Tuhan yang itu memperhatikannya jemaat yang kaya saja"

Kalau Khotbahnya pendek, dibilang "pasti kurang menggali Alkitab". tapi kalau Khotbahnya panjang, dibilang membosankan dan bikin ngantuk.

Kalau pakai mobil butut dibilang kok Hamba Tuhannya malu-maluin gereja aja. tapi kalau pakai mobil yang bagus dibilang wah Hamba Tuhannya kok mewah banget.

fiuh.. Bener juga memang susah

Pelajaran yang bisa saya ambil dari Rio.
Ada orang yang menyukai kita. ada pula yang tidak menyukai kita.
Daripada kita memfokuskan diri kepada orang yang tidak menyukai/menerima kita, kenapa tidak kita lebih dulu mencoba menerima dan menyukai orang lain yang tidak kita suka/ orang yang dijauhi/ tidak disukai.

Senang lho melihat orang lain merasa diterima dan disukai karena kita daripada stress memikirkan kenapa ada orang yang tidak menyukai dan menerima kita. Sungguh.. senang sekali melihat Rio hari itu.

Rio yang dijauhi dan tidak disukai teman-temannya karena kakinya bau. Kalau dipikir-pikir lagi.. Rio itu anak yang lebih rapi daripada teman-temannya yang lain. Kenapa? karena dia pakai sepatu pada waktu ibadah. Anak-anak Sekolah Minggu Sore yang lainnya pakai sandal, walaupun sudah beberapa kali kami mengingatkan mereka untuk pakai sepatu pada waktu Ibadah. Rio pakai sepatu walaupun dia tahu kalau dia pakai sepatu kakinya akan bau.

Terima Kasih Tuhan, Kau kembali mengingatkan dan mengajarku untuk menjadi guru sekolah minggu yang lebih baik lagi. Aku berhasil melewati ujiannya.. hehehe.. Ujian untuk melayani salah satu anakmu yang spesial dan membuat anak itu merasa diterima walaupun kakinya bau.. Naik kelas ga Tuhan? hehehe

Oh iya ini lho yang namanya Rio.. lihat rapi kan?


Semoga memberkati..

God Bless Us
7

pelajaran untukku dari Sekolah Minggu Sore...
































taken by funnyfanny

foto - foto di atas adalah foto anak-anak yang kulayani bersama- sama rekan-rekan Guru Sekolah Minggu yang lain.
Pada waktu itu kami mengundang anak-anak datang karena akan ada pesta karena waktu itu temanya adalah "Anak yang Hilang"

Aku melayani di Sekolah Minggu Sore di GKKK I JAKARTA, di daerah Mangga Besar / Tangki.. banyak orang tau di Mangga Besar n Tangki itu.. mmm... daerah yang dipenuhi oleh banyak tempat-tempat hiburan bahkan ada yang bilang bahwa Mangga Besar itu Las Vegas-nya Indonesia.. wuih.. Sin City... hehe... tapi adilnya dipenuhi oleh Gereja juga salah satunya Gereja Kalam Kudus..

Di situ juga banyak sekali cerita-cerita dan pelajaran-pelajaran berharga...

Di Sekolah Minggu Sore ak melayani anak-anak dari berbagai latar belakang yang berbeda. Ada anak yang papanya di penjara karena kasus narkoba dan ibunya bekerja di tempat hiburan, ada yang orang tuanya bandar judi bahkan mereka diajari untuk berjudi, ada juga anak-anak yang dari keluarga yang tidak mampu dan tidak berpendidikan, ada anak-anak yang terpaksa putus sekolah dan berjualan di jalan, tapi ada juga anak-anak yang berasal dari keluarga cinta Tuhan, keluarga baik-baik.

Terlihat sekali kontras di antara mereka. Mereka yang berasal dari keluarga yang baik berpenampilan bersih dan sopan, tapi sebaliknya yang berasal dr keluarga kurang baik mereka kasar, tidak sopan. waktu di ruang kebaktian mereka menaikkan kaki mereka, terkadang guling-gulingan di lantai, terkadang kata-kata kotor keluar dari mulut mereka.. hmm...
Tapi banyak sekali pelajaran yang mereka ajarkan maupun yang Tuhan ajarkan melalui mereka padaku...

salah satunya... Pada waktu permainan di Sekolah Minggu kami memainkan mencocokkan sepatu. Anak-anak diminta melepaskan sepatu mereka lalu diacak dan anak yang terpilih menjadi ketua kelompok harus mencari sepatu anggota kelompoknya dan memakaikan-nya.

pada waktu anak-anak melepaskan sepatu mereka, dari salah satu anak tercium bau yang tidak sedap sehingga satu ruangan menjadi bau dan anak-anak yang lain menjauhi anak itu. pasti anak itu menjadi malu walau dia tersenyum-senyum malu. permainan tetap dilanjutkan semua orang sudah memakai sepatunya kecuali dia karena ketuanya tidak mau memakaikannya karena bau tapi yang sungguh sangat mengagetkan salah satu anak ketua kelompok lain mengambil sepatunya dan memakaikan ke anak itu sambil berkata " Aduh cuma make-in gitu aja.." Deg... Sungguh pelajaran berharga dari seorang anak.

Aku merasa Tuhan mengajar kami para Guru pada hari itu untuk melayani dengan tidak melihat dari mana asal anak yang kita layani, ras apa, dari keluarga apa, bersih atau tidak, bau atau tidak...

Itu adalah salah satu dari pelajaran yang aku dapat dari Sekolah Minggu Sore. Banyak sekali yang Tuhan ajarkan melalui mereka. Aku merasa kami di Sekolah Minggu Sore bukan hanya mengajar tapi juga diajar..

Tuhan Memberkati